Sabtu, 25 April 2009

Semangat Pertama Kelak Terbenam

Lapisan kaca batasi pandangan. Melihat serangan gerombolan air. Terus menghantam tanah di malam itu.
Terdiam dan tertegun. Mengingat ucapan wanita kuat. Dia yang paling kucintai. Dalam dunia fana ini.

Perangai wanita itu begitu indah. Rela korbankan jiwa raga. Siap meregang nyawa. Demi kebahagiaan seorang anak. Ketulusan dan keikhlasan terus mengiringi. Tanpa pikir sisa umur.

Masih terdiam bisu. Terjebak pertanyaan sesakkan jiwa. "Siapkah ditinggalkan olehnya?". Tak terjawab hingga hembusan nafas terakhir.

"Semoga panjang umur. Dan sehat selalu, Mama". Doa tulusku kepada-Nya. Aku menangis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar