Selasa, 05 Mei 2009

Belasungkawa Moral Seorang Patriot

Kecewa larut dalam kesedihan. Satu manusia lembaga penegakan hukum kebanggaan bangsa. Jadi tersangka kasus cabut nyawa. Juga korban dari si korban. Berubah haluan dari penjebak menjadi terjebak.

Karir mulus naik daun. Jatuh terhempas telak akibat ulah sendiri. Reputasi hancur lebur. Organisasi berbakti pada negeri tercoreng. Muncul hawa negatif khalayak ramai. Tak dipercayai lagi. Hilang sudah !!

Apa masalahnya?? Pemerasan hina?? Asmara palsu?? Atau perempuan itu??

Memalukan tidak etis. Terus terang kecewa meradang. Sekaligus bangga dengan jasa itu. Teruslah berjuang. Belajar dari kesalahan. Segera perbaiki nanti. Tetap tabah hati.

Sabtu, 02 Mei 2009

Ngantuk Mengejar Tidur

Kelopak mata terasa berat. Mata melihat tak fokus. Antara sadar tidak sadar. Tubuh terkulai lemas tak berdaya. Tenaga kritis hampir kronis. Sensitif tak peka. Meraba mencari alas rebahan. Kasur empuk duet bantal guling. Terlelap nyenyak. Susul mimpi indah atau buruk. Bahkan tidak sama sekali.

Pasukan Balita Terlantar

Siang menjemput pagi. Saksikan acara layar kaca. Nyata tanpa rekayasa. “Reality show”. Itu katanya.

Padang rumput hijau kepung rumah permai. Tempat penampungan terlihat ramai. Ramai akan generasi bangsa. Pembela tanah air masa depan. Mereka bayi terlantar. Dibuang orang tua kandung. Terkadang kerabat sendiri pun berperan. Tak punya belas kasihan. Tak bertanggung jawab!! Mengelak dengan alasan “Terpaksa”. Terus salahkan takdir. Tepatnya akibat ulah sendiri. Malu akui kesalahan.

Suasana sedih haru mendominasi. Masih bisa lemparkan senyum. Luar biasa kekuatan mereka. Suci belum tersentuh dosa.

Kasih sayang pengasuh memacu semangat. Siap menerjang gunung terjal kehidupan duniawi. Kalian penerjang itu!! Kelak nanti masa itu tiba Tetap berada dalam batasan. Jangan lewati garis batas. Ingatlah Sang Pencipta alam semesta. Yang melindungi sewaktu balita.

Semoga hidup indah penuh kedamaian tercapai. Basahi tanah hati. Bersihkan pikiran. Sinar mentari terangi jiwa. Iman dan diri selalu bersatu. Laksana bintang temani bulan selamanya.

Zahwa Saufayura Harahap

12 Agustus 2008. Itu tanggal lahir si pengibar semangat keluarga kecil. Bayi mungil cantik jelita. Manis rupamu. Tengkorak kepala besar dan bibir sedikit tebal seperti ayahmu. Mata bulat lebar, hidung pesek, senyum tawa geli seperti ibumu. Lembut kulit putih berserimu tak seperti keduanya. Fakta bukan fiktif belaka.

Kedatanganmu dinanti selalu. Disambut bak putrid raja tak terjamah. Sungguh beruntung status itu. Jarang dirasa dan didapat mereka yang lain. Baumu tercium khas dihidung. Buat kami sumringah.

Kau ubah suasana. Tingkah manjamu hipnotis keluarga kecil. Dingin jadi hangat. Gerah jadi sejuk. Cekam jadi haru bahagia. Kaku jadi santai. Tenang, damai dan nyaman berkuasa. Berdiri kokoh diatas singgasana. Terhanyut dan larut didalamnya sejenak.

Kobarkan semangat. Kibarkan bendera harmonis. Hubungan antara kami. Kau si diplomat kecil bijak. Proklamator situasi metamorfosa kami. Kehebatan dirimu terletak pada titik itu.