Selasa, 25 Agustus 2009

Cerita Indah Aku Dan Kau, Hanya Kita Dan Kami Berdua

Disini dan disana. Permukaan air luas memisahkan dua pulau. Masih bertetangga antar kedua Negara. Berjarak jauh lebih dari ribuan kilometer. Antara negeriku dan negerimu. Indonesia dan Brunei. Itulah jelas dan pastinya.

Tak pernah kusangka. Diriku jatuh hati lagi. Tak pernah kuduga. Ini semua bisa terjadi dan kurasakan. Tak pernah kupikirkan. Telah menjadi indah seperti ini.

Usia kita terlampau sedikit jauh. Kau jauh lebih muda dariku. Tapi kau gadis yang memiliki pemikiran cukup matang dan berbeda dengan kaum sejenis sebayamu. Kau sedikit kritis dan bijak dalam berpikir dan berkata. Tak kau sadari itu karena aku yang melihat dan menilai.

Aku menggenggam tanganmu, menjagamu, melindungimu dan bersama kita melangkah menuju hidup yang lebih baik dan lebih positif. Hanya itu yang aku inginkan bila diizinkan-Nya bersamamu kelak.

Setiap siang hingga malam aku selalu memikirkanmu. Dan kau juga bilang hal yang sama sepertiku. Kau begitu sempurna dimataku. Kau begitu indah dikhayalkan. Kau begitu nyaman sekaligus sesak dalam pikiran dan hatiku. Karena aku tak pernah tahu kapan kita bertatapan muka secara nyata. Kita hanya bisa saling bercanda dan berinteraksi dalam dunia maya yang semu. Untuk mereka yang tertawakan cerita kita, tak usah peduli dan risih karena hanya kita yang berperan dalam cerita ini.

Saling berbagi kisah dan curahan hati. Tertawa, sedih dan bahagia mengisi cerita kita. Kau dan aku saling memberi semangat dalam menjalani yang penuh liku bermacam warna terkadang sulit ditebak.

Selang waktu terus berjalan. Aku pun merasakan kerinduan yang begitu hebat. Ingin mendobrak dinding perasaan berlanjut kerinduan. Sedikit abstrak kendalikan diri. Sama sepertimu namun kau dapat menahan itu. Kau terus menegur dan menenangkan aku dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Kau katakan kepadaku “Kita harus bersabar dan tetap bertahan. Apabila Dia mengizinkan, kita pasti berjumpa. Dan kita harus yakini itu. Jangan bersedih karena tiada gunanya. Ingatlah, kita harus bersabar dan terus bertahan. Tak usah pernah kita sesali. Inilah cerita paling indah dan seru dalam hidupku, mungkin juga dalam hidupmu. Kita harus berterima kasih kepada-Nya. Karena kita sudah bertemu dan berkenalan. Aku sayang kamu, sungguh-sungguh menyayangimu, dek !!”. Aku tersentak malu bercampur tenang nan bahagia mendengar teguran dan ucapanmu. Aku pun yakinkan diri dengan tegas untuk terus bersabar dan tetap bertahan.

Kuawali dengan berucap kalimat begitu suci “Bismillahirrahmanirrahim” dan akan kuakhiri dengan ucapan “Alhamdulillah ya Allah..” terhadap apapun yang terjadi nantinya. Amin ya rabbal’alamin..


Juni, 2009

Kamis, 13 Agustus 2009

Penghuni Gubuk Tua

Pria dan wanita itu hebat. Lebih biasa dipanggil kakek dan nenek. Tua renta jelang tutup usia. Tak bosan jalani hidup nan kejam. Masih berjuang mengais rezeki. Berat beban dipikul tak mempan lagi. Sudah kebal terasa kebas. Tak hiraukan derita kian mendera. Bertahan hidup tetap sederhana. Tolak kenikmatan duniawi. Tetap bertawakal kepada Yang Maha Esa.

Lelah bukan halangan. Letih bukan hambatan. Kuat dan kokoh bagai laksana bambu tak tumbang jua dihantam badai beringas. Antibiotik semangat bantai musnah virus lelah letih itu.

Mengharukan sangat menyentuh. Tak mesti salahkan takdir. Karena semua dari-Nya patut disyukuri bukan disesali. Kagum, takjub dan malu melanda hati. Terlihat senyuman ikhlas dan sorot mata tajam. Seolah berkata “Kami masih kuat”. Tersirat dari kalimat tersebut. Mereka yakin kemenangan ada didepan mata. Pasangan ini wajar diteladani.

Mampukah kita??


Sat, 09 May 2009 at 00:49