Mengapa? Batinmu tak pernah akui! Sungguh ironis tanpa dramatis! Dukungan yang dibutuhkan! Bukan hujatan dan cacian dalam hati. Bukan diskon 110% harga ocehan sampah busuk dari ruangan mengunyah nasi!
Tatapan sinis dan sindiran pedas. Menjadi korban pembahasan. Suatu hal biasa diterima. Bagai pukulan telak tak terduga. Tertangkis perisai sabar berlapis baja canda.
Status kami selalu kau pertanyakan. Tanpa henti kau bertanya. Tiada akhir! Maafkan aku. Perasaan ini tak bisa dibohongi. Status harusnya kau benci. Bukan diri ini.
Sekarang dan selamanya. Bangga tetap begini. Hingga kau kekal bersatu dengan tanah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar