Sabtu, 25 April 2009

Ketika Rasa Itu Butakan Logika

Kebahagiaan dan kegembiraan terasah tajam. Kecemasan dan kebimbangan terhunus. Dan menghujam terus menghujam. Bagian tersensitif manusia. Hatiku lah itu. Tertusuk dalam dan curam. Karena dia.

Gundah gulana. Resah gelisah. Risau terus berkicau. Menghantam hati. Desak perasaan tuk mencekik logika hingga tak bersuara. Lakukan kudeta tuk laksanakan kehendak hati mengagumi. Logika lengser ketika perasaan berunjuk rasa tanpa henti. Setuju dengan tuntutan penasaran. Temui dia.

Melihat dalam layar monitor. Mencari dan mendapat jawaban lewat ketikan pertanyaan sederhana. Terucap kata-kata kecil sejukkan hati. Mendengar suara lembut sosok manusia patut disayangi, dipelihara dan dilindungi. Itu interaksi aku dan dia.

Hanya bisa bersyukur kepada-Nya. Aku jatuh hati. Terima kasih Tuhan. Wanita itulah dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar