Jumat, 03 Juli 2009

Satu Malam Tak Bersahabat

Malam terasa panas berujung gerah. Cukup aneh tapi nyata dan realita biasa. Salah satu bentuk dari hasil pemanasan global. Dulu mereka sangat pengertian terhadap manusia. Namun pengertian mereka dibalas tuba. Kini mereka murka tak lagi pengertian dan tak butuh diplomasi. Sangat ironis mencium dinding kronis.

Diri kecewa penuh sesal. Mendaki tangga menuju kamar peristirahatan sementara menjelang esok hari. Masih terasa panas dan gerah jua. Semakin paksa diri mengeluh tak tentu. Gerbang meraih tidur lelap terkunci kokoh. Akhirnya terbuka lebar saat bala tentara ngantuk mendobrak.

Diri pun tertidur tak lelap. Sedikit tersentak kejang saat panas masih kuasai udara. Mahal untuk membuka mata karena ngantuk jauh lebih murah. Diri larut tertidur hingga bangun di esok pagi hari.


07.49 Sun
31/06/2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar